Saya mau nyampah hari ini, soal fatwa MUI yang bikin saya ngomel2 ga puguh.
Begitu nonton di tv soal Fatwa MUI kemarin dan baca berita di sini, spontan saya langsung mencak-mencak sendiri, eh ga dink, bareng ma miss chubby. Please deh, bawa2 agenda siapa lagi sih ni MUI ? Fatwa kok setengah-setengah gitu. Kalau memang makruh ya makruh, haram ya haram, masa haram ada batasannya ? Berarti besok-besok babi juga bisa halal dong, yang penting (misalnya) babinya udah disunat ?
Pak…Pak…Perda Jakarta yang tentang rokok aja masih banyak yang melanggar, sampai-sampai pemerintah kota harus bikin razia segala, itu pun penerapan sanksinya masih setengah-setengah alias memble. Saya sih sudah sangat yakin bahwa fatwa MUI ini tidak akan banyak berpengaruh pada masyarakat Indonesia (termasuk saya). Dan pastinya, ini bisa menurunkan kredibilitas MUI di mata umat Islam Indonesia. Saya sih masa bodo, toh saya tidak termasuk pada kategori-kategori yang diharamkan itu. Saya bukan ibu hamil, saya bukan anak-anak (walaupun posturnya mirip anak-anak), dan pastinya saya bukan Pengurus MUI… 🙂
Argh…….
Disclaimer : Merokok dapat menyebabkan ketergantungan yang bikin penikmatnya mencak-mencak kalau dilarang.
SAlam Perokok
Emang yg enak2 suka dilarang??
berarti cowo2 enak donc divasektomi?? huahahaha
Eh, ati2 dicap BABI klo ngerokok ditempat umum….
Huahahahahaha
kebanyakan larangan, tapi penerapannya gak jelas ya non..
@mpokb : setubuh eh setujuh mpok…
iyah!
ngapain jg ya MUI capek2 ngluarin fatwa haram? lah perdanya aja dlu diurusin yg bener… kan otomatis perokoknya bisa berkurang. at leat semua orang ngerokok sesuai dengan umur, situasi, dan tempatnya lah…
tp yang penting… untung kita2 ini ga termasuk orang yg haram untuk merokok
eh, ngerokok di coffee shop haram jg ga sih?
silahkan lu smua yg antipati dg MUI menghujatnya. Actually I’m a heavy smoker! I smoke evry cigartts! malah brtambah skarang jnis rokok yg gw isep. D’fuckin’ menthol cigarrtes!!!!! The sissy 1!!!! Sjauh mana pngtahuan loe2 pada tntng agama? Sjauh mana pngorbanan lou2 thdp agama yg loe yakini?! MUI kan cuma u/ mngingatkan kta u/. yaa… stidaknya mngurangi kjahatan kta thdp Allah (itu jg kalo loe yakin kbradaannya) dlm mndarma baktikan hidup kta…… Udah sadari aja d ht kta smua bhwa rokok itu jauh lbih bnyk pngaruh bruknya………. Kalo ktentuan agama aja loe lawan, apalagi ktentuan manusia? Tuhan ga bisa ngomong langsung, choyyyyy…..
@man in suffer : sejak kapan ngerokok menthol pak ? :))
Mungkin yang setuju tuh cuma orang-orang yang bukan perokok. Tapi itu sech minoritas, yang mayoritas setuju kan lebih banyak, ada penjual rokok yang juga kadang mereka gak merokok, ada pencipta lagu yang butuh konsentrasi (Dan rokok jadi medianya), trus belum lage perokok pasif yang daripada bahanya lebih besar daripada perokok aktif akhirnya mereka memilih jadi perokok aktif (kalo yang ini bcnda). Mending yang diharamkan itu penggunaan api, pasti tuh gak ada yang merokok.
Lhaaa……kalo api yang diharamin, semua kegiatan yangmenggunakan api ngga boleh dong….secara masak aja pake api…..
Tuhan Sembilan Senti
oleh : Taufik Ismail
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa
tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai
merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR
merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi
merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan
pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala
sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah
dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan
kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang
duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan
antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai
kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi
tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di
toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat
penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di
dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat
merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu
dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang
merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI
sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan
bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor
perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok, di
dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di
ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok
merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang
perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli
hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi
ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip
berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke
mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99
butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan
tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul
yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut
tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan
ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15
penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000
zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang
diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu
ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap
rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120
orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih
dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang
bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban
narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa
di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan
celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan
indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan
sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan
fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap
tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
frozzy : jdeeengggggg…..*ngusap2 pipi brasa ditampar* 😦
Rokok oh rokok.
sing penting daku gak ganggu yang ngerokok dan yang ngerokok gak ganggu daku 😀
setuju bosss….but anyway, atas kesadaran sendiri, i’m trying to reduce my nicotine consumption.
KENAPA YAHUDI PINTAR – YAHUDI SAJA TIDAK MENGANJURKAN MEROKOK?
Ditulis oleh Wahyu Yuliantono
Kamis, 26 Pebruari 2009
Perang panjang dengan Yahudi entah berlanjut sampai berapa generasi. Baik
Israel maupun Palestina sadar dengan hal itu. Bagaimana dengan Indonesia?
Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis
dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga tahun di Israel karena menjalani
housemanship di beberapa rumah sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal
yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa
Yahudi Pintar?”
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari
untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya, apa sebabnya Yahudi begitu
pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu
kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PhD-nya. Sekadar untuk Anda ketahui,
tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang
setepat mungkin.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah
mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano.
Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama
suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku
matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan
Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab,
“Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih
otaknya, semoga ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen tertarik untuk
mengikuti terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan
matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara
makan. Sejak awal mengandung sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma
bersama susu.
Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang
dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan
kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan
pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi
ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang
mengandung mengkonsumsi pil minyak ikan.
“Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi,
perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya
perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet).”
Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama
di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan
bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.
Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama.
Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan
buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan, ini akan menyebabkan kita merasa
mengantuk, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi,
jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari
rumah mereka, menyuruh Anda merokok di luar rumah.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat
merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya,
keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan
yang dahsyat ditemukan oleh saintis yang mendalami bidang gen dan DNA.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka
sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang
badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka
memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris. Sejak kecil mereka telah
dilatih main piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain
musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak
pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran
banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika
berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan
Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia, dalam tingkat IQ-nya bisa
dikatakan 6 tahun kebelakang!
“Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain
dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang
diutamakan ialah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman saya ini memanah
dan menembak dapat melatih otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah
persiapan membela negara.”
”
Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini
murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan
produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap
diteliti dengan serius. Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis,
dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi.”
“Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh
terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius belajar ekonomi. Di akhir
tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus
mempraktekkannya. Dan Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap
tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat? Itulah
kenyataannya.”
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang
cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan
semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di
Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina? Terjawab sudah mengapa
agresi Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada
pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban tewas akibat
Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang. Hampir setengah darinya
adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak
bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismail
Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah
hafidz al-Qur’an.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur’an ini menjadi sumber ketakutan
Zionis Yahudi. “Jika dalam seusia muda itu mereka sudah menguasai
al-Qur’an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?”
demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur’an. Kondisi
Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens
berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada yang main playstation atau game.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu
belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal
al-Qur’an itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi.
Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura.
Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok dapat
melahirkan generasi “goblok”? Kata goblok diambil bukan dari penulis,
tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti
yang menyokong teori ini. “Lihat saja Indonesia,” katanya seperti
dalam tulisan itu.
“Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran, teater,
kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera mencium asap rokok! Dan
harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya! Dengan penduduk berjumlah jutaan
orang, ada berapa banyakkah universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan?
Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka
sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Di tangga
berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Adakah ini bukan
akibat merokok? Anda pikirlah sendiri?”
Sumber:
Majalah Sabili Edisi No. 16 Th XVI 26 Februari 2009/1 Rabiul Awal 1430H
Oleh: Eman Mulyatman