(BUKAN) JADI DEBT KOLEKTOR DI NTT

Postingan kali ini saya mau menepati janji, membuat postingan tentang pekerjaan saya ketika berada di NTT. Sebenarnya pekerjaan saya bukan debt collector seperti yang ditebak oleh bang Anderson di postingan sebelumnya, tapi lebih tepatnya -kalau yang tercantum di slip gaji setiap bulannya- pada saat itu adalah analis data piutang. Awalnya saya diterima lewat rekrutmen di Makassar ketika saya mudik ke sana setelah 6 bulan menjadi pengangguran di Bandung, tepatnya tahun 2004. Ketika saya diterima di sana, pihak rekrutmen memberitahukan kepada saya, bahwa saya hanya akan bekerja selama seminggu di Makassar dan selanjutnya saya akan diberangkatkan ke Jeddah untuk jadi TKW…healah, ga dink, ngaco.com yang ini mah .  Maksudnya, setelah seminggu bekerja di Makassar, saya harus berangkat ke Jakarta, untuk menjalani training selama 3 bulan di kantor pusat sana. Belum habis tiga bulan masa probation saya, bos saya minta ke HRD agar saya tidak dikembalikan ke Makassar bersama 4 orang lainnya teman seperjuangan saya. Ketika pertama kalinya bos saya menyuruh saya berangkat ke NTT, saya sempat ngambek sampai nangis-nangis bombay, mempertanyakan apakah bos saya tidak puas dengan pencapaian saya ketika memegang wilayah Palembang dan Prabumulih makanya saya di-rolling ke NTT. Saya panik, saya takut karena yang ada di bayangan saya sebuah wilayah antah berantah yang penduduknya masih terasing, tidak berbaju hanya berkoteka…eh, itu papua yah…hihihihi… Intinya, sampai hari H saya masih panik dan untungnya bos saya yang saya panggil ‘babe’ *jangan dibaca beb yah* tidak merasa terganggu ketika dari pagi saya terus merongrongnya untuk memastikan saya ada yang menjemput di airport Kupang.

“be…babe, bener yah, nanti aku ada yang jemput di airport yah…yah…be…” si babe cuma ngomel-ngomel ketika saya terus mendesaknya plus tampang melas mau nangis.

“hush bawel, apaan sih nangis, malu tuh sama rambutmu, sek…sek..ta’ telponin nih, biar kamu percaya yo…” dan si babe langsung angkat hape, telpon seseorang di kantor Kupang sana untuk jemput saya di airport.

Saya sudah tidak ingat maskapai apa yang saya tumpangi waktu itu, penerbangan yang ditempuh kurang lebih 3 jam di luar waktu transit 30 menit di Surabaya. Penerbangan dari Surabaya menuju Kupang saat itu adalah pengalaman terbang terburuk yang pernah saya alami seumur hidup saya. Cuaca buruk dan hujan yang tiada hentinya membuat turbulensinya parah banget. Saking parahnya sampai-sampai tempat penyimpanan barang yang ada di atas kepala penumpang sempat terbuka. Saya panik, tegang, takut, campur-campur deh, sementara bapak di sebelah saya ngomong gini ke saya, “nona, mari katong berdoa sa…” seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Dada dia tentunya, bukan dada saya. Hehehehehe…. Anyway, kok saya malah jadi cerita perjalanannya yah bukan kerjaannya selama di NTT ? ok, back to topic aja deh…eh kentang yah ? lagi seru yah ? hm…to make my skirt, I mean…the story  short, akhirnya pesawatnya landing dengan selamat setelah berputar-putar beberapa puluh menit karena landasannya terlalu licin atau apalah saya juga nggak ngobrol sama pilotnya soalnya.

Banyak sekali pengalaman yang campur-campur rasanya, mulai dari yang sedih sampai menyenangkan sehubungan dengan pekerjaan saya sebagai analis data. Salah satunya adalah ketika saya ditugaskan untuk mengecek rute perjalanan kolektor selama mereka melakukan tugasnya. Hal ini perlu kami selaku analis data lakukan dalam rangka membuat rute wilayah sesuai dengan jumlah konsumen dan kondisi geografis wilayah supaya proses penagihan bisa berlangsung efektif. Kongkritnya sih begini, pembagian jumlah konsumen yang harus ditagih antara satu kolektor dengan kolektor yang lain pastinya tidak bisa disamakan karena bisa dipengaruhi beberapa faktor, seperti yang saya sebutkan tadi, kondisi geografis, untuk wilayah kota, bisa jadi rumah konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya tidak terlalu jauh dan akses jalannya pun masih bagus. Untuk kolektor yang kebagian wilayah seperti ini, biasanya mereka bisa diberikan beberapa wilayah kecamatan sekaligus dengan jumlah kuitansi yang bisa jadi lebih banyak. Beda kalau kebetulan ada kolektor yang kebagian wilayah dusun atau pedesaan, yang jarak antara rumah konsumen yang satu dengan yang lainnya jauh dan medannya berbukit-bukit dan berbatu-batu. Kenapa saya kelihatannya kenal dengan kondisi geografis di sana ? Karena saya terjun langsung, saya ikut membonceng bapak-bapak kolektor yang akan menagih ketika itu, dan saya memilih ikut yang di pedesaan, dan sempat membuat si bapak kolektor yang saya sudah tidak ingat namanya itu membelalak sambil berkata “sonde salah ko ibu bos mau ikut ? Jauh sudah ibu bos…nanti ibu bos sakit”. Saya cuma nyengir sambil menepuk dia, “yuk brangkat, pak”. Yup, saya ikut bapak kolektor membonceng motornya, keliling-keliling, tapi saya tidak membantu dia menagih sih karena tugas saya waktu itu hanya mengecek rute dan sesekali memperhatikan cara dia menagih konsumen dan dari situ saya jadi tahu macam-macam cara konsumen yang tidak/belum bisa bayar untuk menghindari penagihan, misalnya :

1.  Pura-pura nggak ada orang di rumah.

Kalau kata kolektor sih begitu. Ini biasanya jenis konsumen yang sudah ditagih untuk keberapa kalinya tapi belum bisa bayar, tapi nggak jago ngasih berjuta alasan.

2.  Ngeluarin anjing peliharaan buat “menyambut” kolektor.

Yang satu ini, sumpah, nyebelin banget, walaupun saya penyayang anjing, tapi kalo anjingnya galak gonggong dengan buntut menjuntai ke bawah, mending berdoa biar si anjing tiba-tiba pingsan, errr…misalnya.

3. Pasang tampang melas sambil memberikan berbagai alasan, mulai dari ojek lagi sepi (di daerah soe dan keffa ketika itu kebanyakan motor kreditan dipake ojek), trus belum dapat uang dari panen/tani. Pokoknya intinya sonde ada uang untuk bayar.

Biasanya kalau sampai tiga kali ditagih, atas kebijakan perusahaan, biasanya motornya akan ditarik dan ditahan beberapa waktu sampai konsumen datang kembali menebusnya, atau the worst scenario, kalau sampai akhir bulan tidak juga dibayar cicilannya, biasanya motornya akan diretur dan masuk stok motor bekas. Saya masih ingat beberapa cerita soal motor-motor konsumen yang ditarik itu, mulai dari motor sebuah keluarga yang akhirnya ditarik tapi diselingi teriakan histeris yang ditujukan kepada kolektor penarikan motor kami lengkap sambil bawa-bawa  nama Tuhan, kaya gini “biar sa, biar Tuhan Yesus yang balas”. Saya cuma bisa tersenyum kecut sambil pandang-pandangan dengan si kolektor. Terlalu besar resiko yang harus ditanggung kalau saat itu motor tidak ditarik, karena next time dikunjungi lagi, bisa jadi motornya sudah disembunyikan di lain tempat atau dimasukkan ke dalam kamar, which is kolektor kami tidak punya hak untuk menerobos masuk dan mengambil paksa motornya. Tapi peristiwa paling menegangkan buat saya waktu itu adalah ketika sedang ada di cabang Keffa, Kabupaten Timur Tengah Utara. Ketika itu salah seorang kolektor kami berhasil menarik motor seorang tentara yang selama ini berdasarkan laporan dari kolektor saya selalu dengan semena-mena menolak membayar cicilan motornya dengan alasan yang tidak jelas. Malam itu kurang lebih jam 7 atau jam 8, tiba-tiba di atap dealer tempat saya sedang lembur berjatuhan batu-batuan yang ukurannya besar, uedannnnn….saya panik, karena ternyata batu-batu itu bukannya jatuh dari langit (ya iyalahhhhh) tapi lemparan dari beberapa orang preman yang setalah diintip oleh karyawan dealer itu jumlahnya kurang lebih satu truk. Asli saya panik, gemeteran, bukan apa-apa kalau sampe atapnya jebol dan kena tuh motor-motor gimana ceritanya ?? sapa yang mo ganti ? Berdasarkan info dari karyawan lainnya, gerombolan preman itu orang bayaran si tentara yang tidak rela motornya ditarik. Jaaaaahhhh…bayar aja dulu, braninya kok kroyokan. Akhirnya malam itu, seperti film-film India standar, si bapak polisi yang ditelpon sebelumnya datang setelah acara lempar-lemparan batunya selesai. Dan saya semalaman tidak berani tidur gara-gara itu.

Kalau diingat-ingat, asli kerjaan saya itu nggak banget deh. Harus ikut ngurusin operasional juga, menampung curhatan dari kolektor dan divisi kredit karena targetnya naik terus…lha…lo pikir target gue kagak naik juga apa ? Belum lagi harus ikut mengurus update data dan membuat laporan setiap kali diminta. Akhirnya saya hanya sanggup bertahan selama setahun pas di pekerjaan ini dan mengundurkan diri. Kalau kata mamak saya, dia khawatir tiap kali nelpon, kalau nggak lagi on the way ke bandara, lagi di travel atau lagi di hutan mana.

Well, at least selama perjalanan saya ke berbagai tempat itu, saya masih bisa menjaga properti kantor seperti laptop supaya tidak diaku milik oleh orang-orang tidak bertanggung jawab a.k.a maling seperti yang dialami oleh teman saya di perjalanan menuju sebuah daerah di Sulawesi sana ketika laptop milik kantor itu ditukar dengan kertas A4 se-rim ketika teman saya terlelap tidur di travel.

Ada yang mau sharing pengalaman kerja pertamanya ?

37 Comments

    • amin mbak…mudah2an, sekarang stay di belakang meja, tapi kadang suka kangen juga sih bisa keliling nusantara kaya dulu lagi 😀

  1. Nye …
    Jujur saya merinding membaca kisah kamu ini …
    Bukannya mau sok empathy atau apa …
    tetapi … sungguh … resiko pekerjaan kamu ini lumayan tinggi …
    nggak kebayang …
    Orang seenaknya Ngredit motor … buat gagah-gagahan …
    tapi ogah bayar cicilan …

    Saya tidak bisa membayangkan … Hujan Batu itu Nye …

    Eniwei …
    Ini pasti pengalaman yang membuat Nye Lebih strong …
    nggak semua orang pernah mengalaminya

    Salam saya Nye

    • hehehehe, saya aja masih suka bingung sendiri kalo ingat dulu itu, saya kok bisa survive yah om ? mungkin karena namanya orang baru kerja kali yah om, lagi pengen nunjukin kalo punya etos kerja yang baik….hehehehe.
      atau faktor anak rantau itu juga ada hubungannya sama survival yah om? 😀

  2. wow.. seru juga ya… seru dan serem…

    btw, kalo kolektornya pergi sendirian naik motor dan harus menyita motor konsumen, gimana cara bawa baliknya tuh? kan jadi ada 2 motor yang mesti dibawa?

    • biasanya kalau mau nyita or narik motor, mereka akan ngajak satu orang lagi untuk bawa motornya, atau kalo kepepet nemu motor yang sudah mereka cari sejak lama, biasanya mereka akan nitipin dulu motor mereka, abs itu motor konsumen yang mereka tarik itu dibawa ke kantor.

  3. Wah… seru sekali pengalamannya… kalau pengalaman pertama saya kerja tidak ada yang istimewa 😀

    Menemukan lagi 1 blogger Makassar :)… salam kenal… mari ki’

  4. Wah jadi kolektor itu memang berat ya.
    Itu sebabnya kami selalu pakai pihak ketiga, biar tidak berurusan langsung. Biar lebih aman saja secara legal kayaknya. Pihak ketiga itu akan dapat 25% dari hasil kutipan…
    Mereka biasanya cariiii terus kemana saja sampai capek even orangnya lari2 mulu… 😀

  5. Pertamya saya keterima kerja adalah pada hari ulangtaun ke 18 saya 😀 hehehe

  6. pengalaman yg menarik sekaligus mengerikan
    saya bisa merasakan suka-dukanya (eh…duka-dukanya)
    tapi lumayan juga ya, mba frozzy bisa bertaha hingga 1 tahun?

    • jawabannya sama kaya mas warm…mungkin karena saya cukup edan bisa bertahan sampe satu tahun, daeng. hehehehe

  7. pekerjaanmu itu : EDAN !!

    apalagi ketemu anjing? bah, tak terbayangkan edannya

    salut buat kau euy !!

  8. Serem juga ya pengalaman kerjanya froz…
    Berarti kalo pas narik motor org yang gak bayar cicilan berarti adegannya seru dan menegangkan juga donk ya…
    Emang kantor gak punya preman juga buat narik motor pelanggan atau debt collectornya nymabi sekaligus preman pula? Hehehe………..

    • nggak ada jir…kantor itu nggak pernah nge-outsource orang lain, semua dilakuin karyawan sendiri.

  9. Busyeeeeet banget dechhh…… Top! Bnr2 top! Pengalaman krja prtama saya dulu sbg guru bhs Inggris di sbuah SMPN di sbuah kabupaten pinggiran Bdg. Dulu saya msh seorang “addicted person”. Bangun pagi udah “nyabu (arti harfiah nich!)” langsung brangkat. Lokasi sekolah di gunung. Kepala sekolah nyambut saya dg penuh simpati. Dia pikir saya blepotan kringat karena ga trbiasa mngajar di daerah trpencil. Pdhl jantung saya terpompa oleh zat adiktif shingga kringt bnyk kluar! Pngalaman masa lalu yg memalukan!

  10. Busettt…..!!!

    Ini dia ternyata kerjaan pertamanya Nyunyu!! Sumpah, dengan kerjaan kyk gini loe gak bakal ada waktu buat godain gue!

    Mulai skrg Nye, akan kuladeni deh setiap godaan YMmu tiap kali ketemu pak hakim!! Suer tekewer-kewer!

    • sini bukan mas-mas, tapi mbak-mbak. mentang2 id blog-nya saenake, manggil orang juga saenake ya bang ? 😀

  11. Gile…ini pengalaman pertama ???

    Pantesan lo galak banget ya Nyu! Wakakakakakak!

    *gue ngebayangin di pesawat selama 3 jam, dengan turbulensi yang parah…untung waktu itu belum kejadian pesawat Adam air ya…*

  12. didatengin ke truk preman!!! gile lu say beneran deh ini pengalaman kerjanya hihihihi…tapi tapi kalau cewek makassar kan harusnya gak takut 😉

    karena hal-hal kayak ginilah gw gak berani kerja untuk perusahaan2 jeis yg ngurusin utang, berabe bo…

    sekarang lu kerja kan jadi enak nu…terakhir ketemu lu modis banget kayak cewek2 kantoran biasa, gak tau aja ya ternyata dulunya bisa jadi preman juga…hihihihi

    • modis ? auw….segitu gue dibilang modis yah…hihihihi, thank you, ri. kalau waktu itu nggak dipreman2-in, tuh bapak2 kolektor juga bisa ngelunjak and nggak ngasih setoran ama gue, target gue gak nyampe, bonus gue juga nggak keluar dong. jiahhhh, kita curcol dimari….

  13. Huaa…cadas!!!
    Mantabh Nyu…pengalaman kamu ruar biasa. Networking kamu bagus, karena punya kenalan debt collector yang gagah perkasa, wakaka…

    Pengalaman saya dulu pas ngaudit salah satu perusahaan leasing kendaraan bermotor, banyak kendaraan yang ditarik oleh debt collector dalam keadaan nggak ada roda atau mesin yang dah dikanibal sana sini. Pelakunya? Katanya sih ulah customer yang dah tau kendaraannya bakal ditarik. Tapi hasil penelusuran menunjukkan kalau debt collector kadang ikut ngambil keuntungan disitu.

    Ada lagi debt collector bertampang sangar tetapi suaranya halus (cenderung kemayu, bo) yang menghiba2 agar kami tak melaporkan modus operandinya mengakali perusahaan leasing.. Ada-ada aja..

    Skali lagi, pengalaman kamu pasti seru banget Nyu..

    • iya betul bangettttt tuh bang..terkahir kali waktu masih megang area jawa tengah, yang paling parah itu di solo, bgitu motor ditarik, spedometernya udah gak ada, knalpotnya udah diganti, malah ada yang mesinnya ditukar sama mesin motor cina…..saya cuma bisa geleng2 liat keadaan motor2 kaya gini, bisa jadi tunggakan abadi bang. 😀

  14. bakh! pengalama pertama yang gak menggoda sama sekali.

    kalo gw pengalaman kerja pertama, hari pertama, hampir kencing di celana. baru masuk hari pertama, suruh biacara depan ratusan karyawan selama 1 jam. lah, gw mau ngomong apaaah???

    *yah, malah curhat sendiri*

  15. Mbk,salam kenal,saya anak kefa tpi merantau ke palembang.Kayaknya sya tau tentara tu mbk.

    Minta fB NYA.

Leave a reply to ikkyu_san Cancel reply